Sekarang ini makin banyak anak jalanan dan pengamen. Mulai dari anak kecil sampe yang dewasa. Dari yang tampilan nya keren sampe ngepunk. Dari yang suara nya bagus sampe yang lumayan (lumayan ngerusak mood gue) hahaha
Tapi gue masih menghargai mereka semua dengan catatan mereka menjual suara (bernyanyi) bukan orasi seperti demo BBM naik.
Sering sekali gue bertemu tipe yang seperti itu. Sedikit yang gue inget dari orasi mereka adalah
"Saya lapar ya om dan tante ya. Lapar itu tidak enak. Kami mengharapkan jiwa-jiwa sosial anda bukan jiwa-jiwa kesombongan anda. Kita itu sama, tiada beda. Seribu atau dua ribu sangat berharga bagi kami ya om dan tante ya. Seribu atau dua ribu tak akan membuat anda menjadi miskin dan tidak akan membuat kami mendadak menjadi kaya. Ikhlas dari anda halal bagi kami ya om dan tante ya. Daripada kami menodong lebih baik kami mengamen. Karna kami bukan orang jahat."
Dan saat mereka hanya mendapat sedikit uang mereka berteriak
"TERIMA KASIH ATAS JIWA KESOMBONGAN ANDA SEMUA"
Gue sedikit bingung harus menanggapi seperti apa orang-orang ini. Mereka berteriak lapar tapi tidak mau bekerja. Sedangkan kita (para penumpang) juga harus bekerja demi perus kita kan? Mereka mengharapkan jiwa sosial dari orang-orang, sedangkan mereka masih mampu untuk bekerja. Banyak orang-orang tua yang masih bekerja demi anak istri mereka. Dan apa mereka fikir seribu atau dua ribu tidak berharga bagi para penumpang lain?
Mungkin bagi orang lain hal seperti ini sepele, tapi bagi saya tidak. Ketidaknyamanan ini membuat saya penasaran. Kenapa mereka harus marah jika tidak mendapat uang yang banyak? bukankah tadi dia blg "Ikhlas dari anda halal bagi kami ya om dan tante ya."
Lalu kenapa mereka tidak tau resiko hidup dijalanan ?
Bukan kah mereka tau hidup ini kejam ?
Tapi gue masih menghargai mereka semua dengan catatan mereka menjual suara (bernyanyi) bukan orasi seperti demo BBM naik.
Sering sekali gue bertemu tipe yang seperti itu. Sedikit yang gue inget dari orasi mereka adalah
"Saya lapar ya om dan tante ya. Lapar itu tidak enak. Kami mengharapkan jiwa-jiwa sosial anda bukan jiwa-jiwa kesombongan anda. Kita itu sama, tiada beda. Seribu atau dua ribu sangat berharga bagi kami ya om dan tante ya. Seribu atau dua ribu tak akan membuat anda menjadi miskin dan tidak akan membuat kami mendadak menjadi kaya. Ikhlas dari anda halal bagi kami ya om dan tante ya. Daripada kami menodong lebih baik kami mengamen. Karna kami bukan orang jahat."
Dan saat mereka hanya mendapat sedikit uang mereka berteriak
"TERIMA KASIH ATAS JIWA KESOMBONGAN ANDA SEMUA"
Gue sedikit bingung harus menanggapi seperti apa orang-orang ini. Mereka berteriak lapar tapi tidak mau bekerja. Sedangkan kita (para penumpang) juga harus bekerja demi perus kita kan? Mereka mengharapkan jiwa sosial dari orang-orang, sedangkan mereka masih mampu untuk bekerja. Banyak orang-orang tua yang masih bekerja demi anak istri mereka. Dan apa mereka fikir seribu atau dua ribu tidak berharga bagi para penumpang lain?
Mungkin bagi orang lain hal seperti ini sepele, tapi bagi saya tidak. Ketidaknyamanan ini membuat saya penasaran. Kenapa mereka harus marah jika tidak mendapat uang yang banyak? bukankah tadi dia blg "Ikhlas dari anda halal bagi kami ya om dan tante ya."
Lalu kenapa mereka tidak tau resiko hidup di
Bukan kah mereka tau hidup ini kejam ?
pikiran mereka masih sempit mungkin. mungkin juga mereka gk dapet pendidikan tentang akhlak dan tata krama, pergaulan jalanan itu yang bikin mereka jadi seperti itu.
BalasHapusiya mungkin . hehhehe
Hapus